OREANDA-NEWS. Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang dari PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) yang berbasis di Indonesia di 'AAA(idn)'. Outlook adalah stabil.

Afirmasi didasarkan oleh perkiraan Fitch bahwa Telkomsel akan mempertahankan kepemimpinan pasarnya terhadap kompetitor terdekat dan profil keuangan yang kuat. Fitch memperkirakan bahwa metrics finansial dari perusahaan akan tetap solid dengan free cash flow yang positif dan net debt/EBITDA di bawah 1,0x.

Peringkat nasional di kategori 'AAA' menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan Fitch pada skala peringkat nasional untuk Indonesia. Peringkat ini diberikan kepada emiten atau surat utang dengan ekspektasi resiko gagal bayar yang terendah relatif terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia.

Faktor-Faktor Penggerak Peringkat

Kepemimpinan Pasar Akan Berlanjut: Fitch memperkirakan bahwa Telkomsel akan terus menjadi operator mobile terbesar di Indonesia dalam hal jumlah pelanggan karena saat ini terdapat perbedaan yang signifikan di antara perusahaan dan kompetitor terdekatnya. Telkomsel memiliki lebih dari 152 juta pelanggan di akhir 2015, dibanding dengan PT Indosat Tbk (Indosat, BBB/Stabil/AAA(idn)) dengan lebih dari 69 juta, PT Hutchison 3 Indonesia di sekitar 55 juta dan PT XL Axiata Tbk ((XL, BBB/Stabil/AAA(idn)) dengan lebih dari 41 juta.

Meningkatnya Pelanggan dan Investasi: Fitch memperkirakan bahwa Telkomsel akan terus menunjukkan kinerja yang lebih baik dibanding pesaingnya dalam hal tambahan pelanggan dan investasi jaringan. Perusahaan menambah 12 juta pelanggan baru di 2015 (2014: 9 juta) sementara penambahan tiga pesaing terdekatnya masing-masing berjumlah kurang dari 7 juta. Telkomsel berencana mengeluarkan sekitar IDR13trilyun belanja modal untuk melebarkan jaringannya, di mana sekitar 80% dari jumlah tersebut akan digunakan untuk pengembangan jaringan – dibandingkan rencana belanja modal XL dan Indosat yang masing-masing kurang dari IDR8trilyun. Telkomsel memiliki lebih dari 103.000 base transceiver stations (BTS) dengan lebih dari 54.000 3G/4G BTS, yang menempatkan perusahaan jauh di atas Indosat dan XL dengan kurang dari 56.000 BTS di mana kurang dari 32.000 adalah 3G/4G BTS.

Pertumbuhan Solid, Pengurangan Marjin Minimal: Fitch memperkirakan pendapatan Telkomsel akan naik di level high-single digits per tahun di 2016-2017, didukung oleh pertumbuhan yang kuat pada pendapatan data (43% di 2015). Hal ini akan didukung oleh berkembangnya peranti yang kompatibel dengan teknologi 3G/4G, naiknya data bundling dan pertumbuhan muatan data. Marjin EBITDA akan turun secara bertahap karena layanan data yang memiliki keuntungan lebih kecil mengganti layanan suara dan SMS. Tetapi Fitch memperkirakan bahwa EBITDA marjin akan tetap solid di sekitar 54-55% di tahun 2016-2017.

Profil Keuangan Solid: Arus kas yang dihasilkan Telkomsel akan tetap solid. Fitch memperkirakan Telkomsel akan terus menghasilkan free cash flow yang positif selagi mengeluarkan sekitar 17-18% dari pendapatan sebagai belanja modal dan mendistribusikan 80% dari laba bersih sebagai deviden. Leverage akan tetap rendah dengan net debt/EBITDA di bawah 1.0x sampai 2018.

Pertumbuhan Didukung Data: Fitch memperkirakan bahwa layanan data akan menjadi faktor utama pendukung pertumbuhan di industri nirkabel karena naiknya penetrasi smartphone akan berakibat kepada migrasi pelanggan kepada layanan 3G/4G. Fitch juga memperkirakan disiplin harga kan berlanjut dalam kondisi kompetitif yang lebih baik di 2016. Operator telekomunikasi akan berfokus kepada penawaran data bundle yang lebih besar daripada berkompetisi dalam harga. Konsolidasi industri dan fokus dari operator telekomunikasi yang lebih kecil dalam meningkatkan keuntungan akan membantu menstabilkan data tariff.

ASUMSI UTAMA:
Asumsi utama yang digunakan Fitch dalam rating case untuk perusahaan mencakup:
- Pertumbuhan pendapatan pada high single digit di 2016-2018
- Menurunnya EBITDA marjin secara bertahap karena servis data yang memiliki tingkat keuntungan lebih kecil menggantikan servis suara dan teks
- Belanja modal/pendapatan sebesar 17-18%
- Rasio pembayaran dividen sebesar 80%

SENSITIVITAS PERINGKAT
Tidak ada tindakan pemeringkatan yang positif karena perusahaan sudah berada pada level paling tinggi pada skala peringkat nasional.

Negatif: Perkembangan di masa depan yang mungkin, secara individu maupun kolektif menurunkan peringkat antara lain:
- Naiknya pembayaran kepada pemegang saham secara signifikan atau akuisisi besar yang didanai oleh hutang bisa menyebabkan tindakan pemeringkatan negatif terhadap Peringkat Nasional Jangka Panjang. Tetapi, hal ini kemungkinan kecil terjadi dalam jangka waktu pendek dan menengah karena besarnya ruang untuk peringkat